Peningkatan Kapasitas Kader BKB dalam Membangun Keluarga Berketahanan Sejak 1000 HPK
Pembangunan SDM harus dimulai sejak dini, bahkan sejak janin masih di dalam kandungan, karena pada saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung. Dalam keseluruhan siklus hidup manusia, usia 0-5 tahun merupakan periode kritis bagi perkembangan otak atau lebih dikenal dengan periode emas. Periode ini harus dioptimalkan dengan menjaga kesehatan, status gizi anak, memberikan stimulasi yang mencukupi dan menyediakan lingkungan yang mendukung. Apabila pada masa tersebut, anak tidak mendapatkan pengasuhan dengan baik, maka akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, Prevalensi Balita Stunting di Kota Yogyakarta yaitu sebesar 13,80% atau turun 3,3% dibandingkan dengan tahun 2021 (17,10%). Walaupun sudah di bawah capaian Nasional (21,60%) dan di bawah capaian Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebesar (16,40%), tentunya permasalahan stunting ini tetap menjadi isu yang harus mendapat perhatian serius di Kota Yogyakarta, terlebih lagi dengan adanya target pada tahun 2024 yaitu Kota Yogyakarta Zero Stunting.
Stunting sendiri dimengerti sebagai hasil dari tidak terpenuhinya status nutrisi anak sejak dalam kandungan dan di awal kehidupannya. Anak dengan stunting tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan maksimal sebagaimana anak di usia mereka. Prestasi sekolah rendah dan mereka berisiko mengalami penyakit metabolisme sehingga membatasi kontribusi optimal untuk berkarya.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting memberikan amanah dan kepercayaan kepada BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Pusat. Formulasi program yang dituangkan di dalam Perpres tersebut berbasis pada keluarga berisiko stunting dengan penekanan pada penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dan peningkatan akses air minum serta sanitasi.
Permasalahan stunting dapat dicegah dengan penguatan dan optimalisasi pengasuhan pada masa 1000 HPK, yaitu seorang ibu mengandung hingga bayi berusia 2 tahun. Pelaksana kegiatan pengasuhan 1000 HPK di tingkat lini lapangan melekat pada kader bidang kesehatan, gizi dan tumbuh kembang anak, salah satunya melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Untuk mendukung tercapainya target Zero Stunting yang dicanangkan Pemerintah Kota Yogyakarta, DP3AP2KB meyelenggarakan pertemuan bagi Kader BKB guna peningkatan kapasitas dalam mengangani kelompok BKB di wilayah.
Pada kesempatan kali ini, dihadirkan 2 narasumber dari Perwakilan BKKBN DIY. Materi pertama yang disampaikan yaitu Implementasi Modul BKB EMAS, sebuah modul atau panduan pelaksanaan kegiatan BKB yang secara khusus menarget pada ibu hamil dan keluarga yang memiliki bayi berusia di bawah 2 tahun. Meskipun demikian, materi yang ada di dalamnya tidak menutup kemungkinan akan tetap dapat diaplikasikan pada keluarga dengan usia Balita.
Di akhir acara, peserta diajak ikut serta dalam demo permainan Ular Tangga BKB EMAS. Sebuah permainan yang mengadopsi permainan anak-anak, namun dimodikfikasi dengan selipan-selipan materi BKB.