TPK Kota Yogyakarta Ikuti Apel Siaga TPK Nusantara Bergerak
Pagi ini telah terlaksana kegiatan Apel Siaga TPK Nusantara Bergerak Serentak di Seluruh Kabupaten/Kota yang berpusat di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dan diikuti secara virtual oleh seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan inisiasi BKKBN Pusat, untuk membangkitkan semangat seluruh anggota tim, baik TPPS maupun TPK dalam komitmen penanggulangan stunting.
Di Kota Yogyakarta sendiri, kegiatan ini diikuti oleh TPPS tingkat kota di Ruang Sadewa Balaikota. Selain itu, peserta apel virtual juga mengikuti jalannya kegiatan di Ruang Bethari DP3AP2KB, juga di seluruh titik kemantren di Kota Yogyakarta.
Pada kegiatan ini, secara simbolis dilakukan penyerahan Data Sasaran Keluarga Beresiko Stunting oleh Kepala BKKBN, Dr.(H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), kepada perwakilan Tim Pendamping Keluarga Kabupaten Subang, yang diikuti oleh seluruh TPPS Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Kepala DP3AP2KB, Ir. Edy Muhammad selaku Wakil Ketua TPPS Kota Yogyakarta menyerahkan data keluarga kepada perwakilan TPK yang hadir dan mengikuti kegiatan Apel Siaga TPK Bergerak di Ruang Sadewa Balaikota, yakni dari Kelurahan Kricak dan Kelurahan Pringgokusuman yang menjadi fokus dari lokus stunting, disaksikan oleh dr. Iin Nadzifah Hamid dan Witriastuti Susan Anggraeni, SE, MM dari Perwakilan BKKBN DIY. Data keluarga berisiko stunting ini bertujuan untuk menyediakan data operasional kepada para pendamping keluarga melalui penapisan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin, calon Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, ibu baduta dan baduta, serta keluarga.
Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa prevalensi stunting di DIY sudah sekitar 16%, dan di beberapa wilayah sudah turun pada angka 12%, yang artinya sudah sangat dekat dengan target nasional yaitu 14%, dan perbedaan antara SSGBI (Studi Status Gizi Balita Indonesia) dengan e-PPGBM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) di DIY tidak terlalu menonjol.
Sebagaimana diketahui, bahwa telah terbentuk 1852 Tim Pendamping Keluarga di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebanyak 165 tim berada di Kota Yogyakarta, yang artinya ada 495 personil dari unsur Kader KB, PKK, dan Bidan yang siap mendampingi keluarga dalam mempersiapkan keidupan keluarga yang sehat untuk generasi yang berkualitas, mendampingi keluarga berisiko stunting agar potensi stunting dapat dicegah sebelum terlambat.